Oleh: Ustadz Nur Saudi
Sebelum buka puasa bersama diisi
oleh seorang ustadz yg luar biasa. Beliau sangat menjunjung tinggi kedisiplinan
yg bersumber dari ajaran islam. Sempat beliau mengkritik cara bersikap kami
atau akhlak dalam menghargai seseorang yang berbicara. Begitu juga tentang
pelatihan kedisiplinan yg diadakan di YONZIKON 13, bahwa semua materi tentang
kedisiplinan sudah tercantum dalam Al-Qur’an. Disiplin yang jelas-jelas
diajarkan dalam islam salah satunya adalah disiplin dalam sholat. Sesungguhnya
islam pun dengan kompleks mengajarkan umatnya untuk berdisiplin shalat, puasa
dan banyak lagi amalan yg mengajarkan kita akan disiplin. Beliau sangat
menyayangkan sekali betapa umat islam cenderung mengacu pada sumber ilmu yg
salah, padahal Al-qur’an sebagai mukjizat Rasulullah saw. Telah ditegaskan oleh
Allah sebagai petunjuk kehidupan di dalam Al-qur’an;
ذَلِكَ الْكِتَابُ لا رَيْبَ فِيهِ
هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan
padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa(QS.2:2)
Di awal surat Al-baqarah Allah
menekankan bahwa Al-qur’an ini sumber ilmu yang terjamin kebenarannya. “La
raiba fihi” tanpa ada sedikitpun keraguan di dalamnya. “Huda” yang berarti
petunjuk ini bermakna bahwa sebagai sumber segala aspek ilmu hendaknya
Al-qur’an menjadi petunjuk bagi umat islam khususnya. Sedangkan objek dari ayat
tersebut adalah orang yg bertaqwa. Allah menekankan dalam akhir ayat tersebut,
bahwa al-qur’an sebagai sumber segala ilmu, sebagai petunjuk, akan tetapi semua
itu didapat atas dasar taqwa terhadap Allah. Tingkatan insan dimana dalam
kesehariannya dia menerapkan prinsip “Al-amru bil ma’ruf wan nahyu ‘anil
munkar”.
Kaitannya dengan bisnis, bahwa
semuanya harus bermuara kepada Al-qur’an. Dengan harapan menjadi seorang
pengusaha yg bertaqwa sehingga semua jenis usaha yang dimiliki mempunyai
pondasi spiritual yang sangat kokoh. Janji Allah dalam Al-qur’an adalah haq.
Jika semua pekerjaan kita landasi dengan spirirual yang kuat niscaya Allah akan
meridhai segala usaha kita.
Dalam ayat lain dijelaskan:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
”Hai orang-orang yang beriman,
masuklah kalian ke dalam Islam keseluruhan, dan
janganlah mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu
musuh yang nyata bagi kalian.” (TQS. Al-Baqarah [2]: 208)
Dari kata “kaffah” yang
berarti keseluruhan, dalam hal ini totalitas kita dalam berbagai pekerjaan
khususnya dalam islam. Kaitan dengan bisnis, jika kita membangun sebuah usaha
hendaknya totalitas, memperhatikan semua aspek entah dari ilmu kewirausahaan
terutama dasar spiritual kita. Janganlah kita hanya mengandalkan mu’amalah
ma’annas saja tanpa memperhatikan segi mu’amalah ma’allah.
زُيِّنَ لِلنَّاسِ
حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ
مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَاْلأَنْعَامِ
وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللهُ عِندَهُ حُسْنُ
الْمَئَابِ {14}* قُلْ أَؤُنَبِّئُكُم بِخَيْرٍ مِّن ذَلِكُمْ لِلَّذِينَ
اتَّقَوْا عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُُ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ
خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجُُ مُّطَهُّرَةُُ وَرِضْوَانُُ مِّنَ اللهِ وَاللهُ
بَصِيرُُ بِالْعِبَادِ {15}
"Dijadikan indah pada
(pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, berupa:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).(14) Katakanlah,
'Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian
itu?'Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada
surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan
(mereka dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah
Maha Melihat akan hamba-hambaNya.(15)
Ayat terakhir
yang dijelaskan menggambarkan tentang kecintaan manusia dengan hal-hal duniawi.
Meski setidaknya setiap manusia mempunyai nafsu duniawi, harusnya mampu
diminimalisir. Setiap zainun (keindahan) di dunia hanya cipratan kecil
dari janji Allah, yaitu surga. Harapan dari pengusaha yang dilahirkan oleh
Kampus Umar Usman ini mampu menjunjung tinggi nilai islam dan menjadi pendakwa
lewat wasilah berbisnis.
Menjadi seorang
pengusaha telah dicontohkan oleh Rasulullah tentang adab berdagang dengan
akhlak mulia. Dalam marketing islam sudah mendidik umatnya lewat tali
silaturrahim.
”Siapa yang ingin rezekinya diperluas dan
umurnya panjang maka hendaknya ia bersilaturrahmi.”
(HR. Bukhari)
(HR. Bukhari)
Tidak diragukan lagi bahwa
islam telah lengkap mengatur seluruh aspek kehidupan umat manusia dari kita
lahir sampai meninggal. Sungguh sangat disayangkan jika umat islam sendiri
tidak sadar akan potensi sumber ilmu dan petunjuk yang termaktub dalam Al_Furqan.
Semoga dengan bimbingan spiritual dan karakter yang diberikan oleh ustadz Nur
Saudi bermanfaat buat bos-bos Umar Usman.
“jika urusan kita dengan Allah sudah beres,
maka Allah akan mengurusi urusan kita di dunia. In sya Allah...”.
0 komentar:
Posting Komentar