OWNER AYAM BAKAR MAS MONO Pengusaha waralaba Ayam Bakar Mas Mono yang memiliki 69 outlet dan yang mempunyai karyawan mencapai 1.020 orang itu bernama Agus Pramono atau Mas Mono. Lahir di Madiun 28 Agustus 1974. Istrinya bernama Nunung dan anaknya bernama Novita Anung Pramono. Pria yang menamatkan S3 (maksudnya SD, SMP, SMA) di Madiun. Kisah perjalanan hidup mas mono mirip cerita sinetron, belasan tahun yg lalu ketika ia mengadu nasib ke Ibukota Jakarta.
Ia memulainya dengan menjadi office boy disebuah perusahaan swasta. Lalu ia beralih menjadi pedagang ayam bakar dipinggir jalan. Ternyata dari berdagang dipingggir jalan kini pramono sudah menjadi miliarder yg memiliki banyak usaha. Karena kesuksesan yg diraihnya setelah melewati proses yang cukup panjang. Ia meyakini, dalam hidup ini tidak ada yang instan. Artinya kalau ingin sukses mesti lewat perjuangan. "Orang tidak tahu dan mungkin tidak mau tahu, ketika memulai usaha ini saya harus kepasar jam tiga dinihari. Dan jam empat subuh harus menyalakan kompor ketika kebanyakan orang masih tidur" ujar pramono. Awalnya suami nunung ini berjualam ayam bakar dipinggir jalan soepomo Jakarta Selatan persisnya diseberang Universitas Sahid. Ditempat itu setiap hari-kecuali hari libur dia menggelar tenda, bangkubdan meja untuk berdagang Dengan memakai kaus,celana gumbrang dan sandal jepit dia setia melayani pembeli yang datang dari pagi sampai pukul 14.00 sebagian pembelinya adalah mahasiswa dan orang kantoran yg bekerja diwilayah tersebut.
Tapi ya namanya dagang kaki lima, ada gilirannya saya dagang dari pagi sampai siang. Dagangan habis nggak habis saya harus tutup. Lalu jam 14.00 diganti pedagang lain yg menjual nasi goreng, pecel lele dan seafood" ujar pramono. Salah satu kebiasaan positif yang dimiliki pramono dan sangat memberi inspirasi adalah kesenangannya belajar sesatu yg baru untuk memingkatkan kualitas hidupnya. Tahun 1999 ketika menjadi office boy disebuah perusahaan swasta, pramono selalu memanfaatkan waktu luangnya dengan belajar komputer. Sebab dia tahu, dengan menguasai keterampilan itu karirnya terus meningkat hingga diangkat menjadi supervisor.
Meski jabatannya cukup tinggi tapi dia terus tertantang untuk meningkatkan tarif hidupnya. Cita-citanya cuma satu baaimana caranya lebih membahagiakan orang-orang yang dicintai, keluarga dan prangtuanya. Akhinya tahun 2001 dia keluar dari perusahaan tersebut dan memulai usahanya dengan berjualan gorengan keliling diseputar wilayah pancoran, Jakarta Selatan. Langkahnya rada ekstrem sebab bagu pramono untuk memulai usaha tidak perlu banyak berpikir apalagi menghitung rugi laba. yang terpenting adalah melakukan action. "Banyak saudara sata yg tidak terima dengan keputusan itu apalagi pada awal-awal berdagang, omsetnya baru Rp 15.000 - 20.000 perhari"ujarnya. Meski menghadapi banhak tantangan , pramono tidak mau mundur. Sampai akhirnya dia mendapat lapak kosong diseberang Universitas Sahid. Dengan modal Rp 500.000 untuk membeli gerobak dan peralatan lainnya, termasuk ayam bakar.
Namun karena belum mahir mendiorong gerobak, ayam dagangannya jatuh kepasir. Terpaksa ayam tersebut dibersihkan dulu. Terlepas dari peristiwa itu, beberapa tahun kemudian usaha ayama bakar mas mono berkembang pesat. Dia mempunyai 13 cabang dan dalam satu hari bisa menjual 1.000 ekor ayam. "Sampai sekarag saya merasa seperti mimpi. Kok bisa ya" ujar pramono. Bila kita melihat lagi tempat makan tersebut kelihatannya sempit sekalj sekitar 3x5meter. Tetapi yang bikin menariknya lagi tempat tersebut dipenuhi oleh fito-foto para artis terkenal disertai dengan tanda tangan yang rata-rata mengatakan "ayam bakarnya uenak" Dan lama kelamaan bisnis itu kini sudah mempunyai tujuh cabang antara lain 1. Jln soepomo depan universitas sahid 2. Jln tebet timur dalam no 48 3. Jln pangadegan selatan raya 4. Jln pulo nangka barat II no 86 6. Kantin kampus ASMI pulo mas Dan pusatnya sendiri berada di Jln tebet raya no 57- jaksel. Usaha mas mono selain ayam bakar mas mono itu adalah Usaha bakso moncrot dan pecel lele
|
0 komentar:
Posting Komentar